Selasa, 21 Februari 2012

PELATIHAN ANYAMAN BAMBU

Launching Pelatihan  Anyaman Bambu

Sesuai motto PKBM, Kahayang, Kadaek, Kanyaho, Kabisa , PKBM Tiga Lima Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Ciamis, mencoba memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu berupaya untuk bisa berlandaskan kemauan keras. Oleh karenanya PKBM memulai merintis mengadakan pelatihan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong sedikit demi sedikit perekonomian dusun di lingkup Desa Nasol Kecamatan Cikoneng.
PKBM Tiga Lima Desa Nasol mengadakan pelatihan menganyam bagi warga yang tidak produktif di dusun Sigung. Kegiatan ini dilakukan karena di lokasi ini banyak tumbuh awi tali ( jenis bambu) yang memiliki tingkat kelenturan yang bagus untuk bahan anyaman. Baik untuk jenis barang seperti tempat tisu, tempat buah, tapi, ayakan, tetenong (tudung saji), atau tampir ( tempat menjemur padi).
Di Dusun ini masyarakat masih banyak yang belum memiliki pekerjaan tetap sehingga PKBM Tiga Lima berusaha memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan mengadakan pelatihan menganyam berbagai bentuk barang berbahan bambu. Nara Sumber untuk kegiatan ini khusus di datangkan dari daerah Indihian Tasikmalaya. Hasil dari pelatihan ini dibentuk kelompok usaha yang didorong terus untuk bisa mandiri. Tahap awal, kelompok -kelompok ini diberikan bantuan pemandirian untuk usahanya kelak.
Menjaga keberlangsungan usaha
Inilah salah satu yang sulit, sebuah pelatihan hendaklah memperhatikan aspek tersebut. Hal ini untuk meminimalisir mandegnya usaha kelompok paca pelatihan. Usaha yang dilakukan selama ini yaitu terus menjalin kemitraan dan promosi barang ke konsumen baik internal di sekitar Desa Nasol maupun sekitar Kecamatan Cikoneng.
ini dia beberapa hasil jepretan Kang Toto pada saat pelatihan berlangsung :

hasil yang sudah jadi


Ibu -ibu juga tertarik untuk belajar


Ayo bu..teliti dan tekun ya?

Meraut
kegigihan dan perjuangan


Tetap semangat dengan segala keterbatasan. Inilah salah satu filsafat Si Bapak, yang ini. Pak Rajikin dan Pak Iji yang terus membangun semangatnya untuk terus belajar. Semoga bermanfaat.

Cikoneng
21 Februari 2012

Kamis, 09 Februari 2012

PKBM 35

Mengenal Lebih Dekat

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)  35 didirikan sebagai salah satu upaya memberikan layanan belajar bagi masyarakat yang belum terlayani oleh pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. PKBM 35 didirikan tahun 2001, di atas tanah pinjam pakai dari KUD seluas 420.m2. PKBM 35 selama ini turut berusaha dan berupaya memberdayakan masyarakat melalui upaya motivatif, membangkitkan, menyadarkan dan turut serta membangun masyarakat pembelajar (learning society) untuk menciptakan masyarakat pembangun yang berdaya atas pijakan potensi dan kemampuan sendiri demi sesuatu yang lebih baik.

PKBM 35 berada persis di sebelah timur sedikit ke arah utara dari kota kecamatan Cikoneng, sekitar 45 menitan dari Kantor kecamatan Cikoneng dan satu jam jarak tempuh dari Pusat Kabupaten Ciamis. PKBM 35 berada wilayah  daerah perbukitan Desa Nasol dimana topografi Desa Nasol cenderung berbukit-bukit dan bergunung-gunung sekitar 2 kilometer sebelum kaki gunung Syawal Kabupaten Ciamis.

Lokasi Desa Nasol yang berada di atas daerah perbukitan, terdapat di atas ketinggian 360 m DPL, memiliki penduduk sekitar 7645 orang, masih berkategori memiliki masyarakat yang tingkat pendidikannya yang cukup rendah sehingga keberadaan PKBM sangat di butuhkan oleh masyarakat terutama sebagai mediator pemberdayaan masyarakat melalui layanan pendidikan non formal dan informal.

Klasifikasi Penduduk Desa Nasol dari : usia 0-6 tahun sebanyak 1223 orang, 7-12 tahun sebanyak 1146 orang, usia 13-18 tahun sebanyak 688 orang, 19-24 tahun sebanyak 1529 orang, usia di atas 24 tahun sebanyak 3060 orang. Sedangkan jumlah penduduk Desa Nasol yaitu 7645 orang, yang terdiri dari 3802 orang laki-laki dan 3843 orang perempuan, dimana 7-45 tahun yang tidak pernah/DO SD sebanyak 1573 orang, tamat SD 2675 orang, tamat SLTP sebanyak 398 orang tamat SLTA sebanyak 267 orang.

Layanan pendidikan non formal dan informal yang selama ini pernah dan sedang diselenggarakan yaitu PAUD, pendidikan Keaksaraan Fungsional, Pendidikan Kesetaraan, dan Taman Bacaan Masyarakat serta Kursus-Kursus Kecakapan Hidup mulai dari peternakan ikan, pertanian, home industri. Keberlangsungan dan keberhasilan program selama ini tak lepas dari kerja keras pengurus dan pengelola PKBM, Pemerintah dan  masyarakat Desa Nasol, pembinaaan dari UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Cikoneng, UPTD SKB Kabupaten Ciamis dan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis serta pihak-pihak lain yang memfasilitasi dan membantu pelaksanaan program PNFI.
           PKBM 35 yang berada di daerah perbukitan Desa Nasol, cenderung memiliki karakteristik PKBM daerah pegunungan. Melirik potensi tersebut sebagai wilayah pegunungan dan pertanian maka ide pengembangan wilayah pegunungan dan pertanian perlu menjadi dasar pemikiran untuk pengembangan PKBM di masa yang akan datang.  Pengembangan kawasan menjadi point penting sebab karakteristik melekat ini paling tidak akan mewarnai PKBM sebagai salah satu agen pemberdaya masyarakat. Pengembangan kawasan berbasis lingkungan sekitar sebagai ciri khas karakteristik daerah menjadi entry point untuk ide pengembangan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

Cikoneng, 09 Februari 2012
A. Dharma

Merubah pola pikir dan kesadaran Masyarakat
Perlu kesabaran dan pengorbanan

Ada pepatah buhun yang mengatakan  Tuntut ilmu dunya siar kalau kita simak , dan kaji secara mendalam ternyata mempunyai arti yang sangat mendalam,namun justru hal itu sangat berbeda dengan keadaan jaman sekarang,orang harus menuntut ilmu dan mendapatkannya harus pakai uang.
Tanpa uang orang tidak akan memperoleh pendidikan dan ilmu,lalu kalau kita bertanya .......apakah di Negeri ini untuk memperoleh ilmu hanya bagi mereka yang punua uang???sementara orang yang kurang mampu yang berada dipinggiran tidak berhak  mendapatkannya dan hanya gigit jari......?mending kalau masih punya jari.....kalau tidak?..
 Carilah ilmu sekalipun jauh ke negeri China.” Pada akhirnya kita sadar...,pepatah dan peribahasa itu benar ....betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia,karena dengan ilmu kita bisa  berbuat,  berinteraksi dengan sesama serta dapat menjalin komunikasi dan berkompetisi dengan baik.meskipun pada hakekatnya manusia selain makhluk individu juga sebagai makhluq sosial.
Long life education dan education for all yang telah disemarakkan oleh pemerintah melalui berbagai macam program merupakan upaya agar masyarakat semakin sadar dan butuh dengan pendidikan,layanan pendidikan dari mulai balita sampai kalangan yang sudah diatas usia tidak wajar pun menjadi sasaran bagi pendidikan non formal untuk memberi,mengajari dengan setulus hati,hal ini dirasakan betul oleh kelompk Rajikin dan pak Iji, .....Rajikin yang seorang masyarakat yang mempunyai kondisi fisik kurang sempurna dibanding yang lain,merupakan sosok yang patut diteladani, Di sekolah umum penyandang cacat menemukan banyak kendala, karena tidak semua sekolah umum bersedia menerima penyandang cacat. Di sisi lain fasilitas untuk penyandang cacat untuk mengakses pendidikan juga masih sangat terbatas dibandingkan siswa yang normal. Keterampilan yang dimiliki telah memberi banyak pengaruh dalam mewarnai kehidupannya,berdomisili didaerah yang dikategorikan rawan gempa tidak menjadikan halangan bagi kelompoknya untuk tetap menggeluti budaya leluhurnya membuat tampit/tampah yang terbuat dari bambu.
Program Rintisan labsite yang difasilitasi oleh P2PNFI Jayagiri Bandung ,sangat dirasakan manfaatnya bagi kelompoknya,dengan bebagai masukan danbimbingan serta keterampilan yang diberikan melalui pelatihan dapat membantu kelompoknya mengembangkan kreatifitas serta model dari anyaman yang dapat mengefektifkan cara,bahan serta waktu dengan hasil dan harga jual yang memadai.kesadaran yang tumbuh dikelompoknya merupakan modal utama dan ketekunan merupakan sebuah pengorbanan yang harus dilakoni dalam memnuntun masyarakat/kelompok sehingga hasil yang diraih  nanti merupakan jawaban dari semua yang dikerjakan sebelumnya.
Merubah pola pikir masyarakat yang sudah terbiasa dengan pekerjaan yang sudah turun temurn merupakan hal yang tidak mudah karena seringkali menjadi kendala dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perubahan,Kadenge ,Katempo,Karasa,(Kedengar,Terlihat,Terasa) merupakan hal yang harus mendapat pembuktian bagi masyarakat awam yang belum tergores inovasi,sehingga butuh waktu yang cukup dan kesabaran dalam membina sehingga hal yang diharapkan oleh mereka dapat terwujud.

Alhamdulillah sedikit demi sedikit kesadaran telah tumbuh dan semakin memahami bahwa hidup tidak berdiri sendiri, informasi dan bimbingan orang lain selalu diharapkan bagi kelompok nya,demi kemajuan dalam meniti taraf hidup yang lebih baik.
 Aku ingin lebih baik pak...........itulah kata kata yang terlontar setelah mereka merasakan bahwa keterampilan yang saat ini ditekuni  membuat (Tampir/Tampah),ternyata masih ada motif yang lain yang dapat memberikan keuntungan yang memadai dengan penganeka ragaman jenis dan desain,sehingga pola pikir sedikit demi sedikit dapat berupah dari pola pikir yang gurem menjadi pola pikir yang modern,dan tentunya tetap tidak melupakan yang lalu.
Suara-suara perubahan telah mulai nampak,kesadaran akan cinta lingkungan serta menjaga alam dalam menyikapi setiap perubahan iklim selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pertemuan,agar semua terhindar dari bencana,dan tanah leluhur ini tetap berdiri kokoh,se kokoh Rajikin dan pak Iji yang selalu sabar dalam membantu kelompoknya.
Semoga sukses.................................!!!!!!
09 februari 2012
base camp pkbm 35