Pelatihan ini diikuti oleh 3 PKBM di kabupaten Ciamis atas kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Sub PNFI bekerjasama dengan ITB yang dilaksanakan di Pangandaran
PKBM 35 CIKONENG CIAMIS
Kahayang, Kadaek, Kanyaho, Kabisa. Awal yang sempurna untuk memulai, Meski kami sudah mulai sejak lama, Hari ini kami mulai mencatatnya, untuk sesama teman, penggiat, pemerhati yang peduli pendidikan nonformal dan informal di Indonesia (A.Dharma)
Kamis, 08 Maret 2012
Selasa, 21 Februari 2012
PELATIHAN ANYAMAN BAMBU
Launching Pelatihan Anyaman Bambu
Sesuai motto PKBM, Kahayang, Kadaek, Kanyaho, Kabisa , PKBM Tiga Lima Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Ciamis, mencoba memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu berupaya untuk bisa berlandaskan kemauan keras. Oleh karenanya PKBM memulai merintis mengadakan pelatihan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong sedikit demi sedikit perekonomian dusun di lingkup Desa Nasol Kecamatan Cikoneng.
PKBM Tiga Lima Desa Nasol mengadakan pelatihan menganyam bagi warga yang tidak produktif di dusun Sigung. Kegiatan ini dilakukan karena di lokasi ini banyak tumbuh awi tali ( jenis bambu) yang memiliki tingkat kelenturan yang bagus untuk bahan anyaman. Baik untuk jenis barang seperti tempat tisu, tempat buah, tapi, ayakan, tetenong (tudung saji), atau tampir ( tempat menjemur padi).
Sesuai motto PKBM, Kahayang, Kadaek, Kanyaho, Kabisa , PKBM Tiga Lima Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Ciamis, mencoba memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu berupaya untuk bisa berlandaskan kemauan keras. Oleh karenanya PKBM memulai merintis mengadakan pelatihan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong sedikit demi sedikit perekonomian dusun di lingkup Desa Nasol Kecamatan Cikoneng.
PKBM Tiga Lima Desa Nasol mengadakan pelatihan menganyam bagi warga yang tidak produktif di dusun Sigung. Kegiatan ini dilakukan karena di lokasi ini banyak tumbuh awi tali ( jenis bambu) yang memiliki tingkat kelenturan yang bagus untuk bahan anyaman. Baik untuk jenis barang seperti tempat tisu, tempat buah, tapi, ayakan, tetenong (tudung saji), atau tampir ( tempat menjemur padi).
Di Dusun ini masyarakat masih banyak yang belum memiliki pekerjaan tetap sehingga PKBM Tiga Lima berusaha memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan mengadakan pelatihan menganyam berbagai bentuk barang berbahan bambu. Nara Sumber untuk kegiatan ini khusus di datangkan dari daerah Indihian Tasikmalaya. Hasil dari pelatihan ini dibentuk kelompok usaha yang didorong terus untuk bisa mandiri. Tahap awal, kelompok -kelompok ini diberikan bantuan pemandirian untuk usahanya kelak.
Menjaga keberlangsungan usaha
Inilah salah satu yang sulit, sebuah pelatihan hendaklah memperhatikan aspek tersebut. Hal ini untuk meminimalisir mandegnya usaha kelompok paca pelatihan. Usaha yang dilakukan selama ini yaitu terus menjalin kemitraan dan promosi barang ke konsumen baik internal di sekitar Desa Nasol maupun sekitar Kecamatan Cikoneng.
ini dia beberapa hasil jepretan Kang Toto pada saat pelatihan berlangsung :
hasil yang sudah jadi
Ibu -ibu juga tertarik untuk belajar
Ayo bu..teliti dan tekun ya?
Meraut
kegigihan dan perjuangan
Tetap semangat dengan segala keterbatasan. Inilah salah satu filsafat Si Bapak, yang ini. Pak Rajikin dan Pak Iji yang terus membangun semangatnya untuk terus belajar. Semoga bermanfaat.
Cikoneng
21 Februari 2012
Kamis, 09 Februari 2012
PKBM 35
Mengenal Lebih Dekat
Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 35
didirikan sebagai salah satu upaya memberikan layanan belajar bagi masyarakat
yang belum terlayani oleh pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. PKBM 35
didirikan tahun 2001, di atas tanah pinjam pakai dari KUD seluas 420.m2. PKBM
35 selama ini turut berusaha dan berupaya memberdayakan masyarakat melalui
upaya motivatif, membangkitkan, menyadarkan dan turut serta membangun masyarakat
pembelajar (learning society) untuk
menciptakan masyarakat pembangun yang berdaya atas pijakan potensi dan
kemampuan sendiri demi sesuatu yang lebih baik.
Lokasi Desa Nasol yang
berada di atas daerah perbukitan, terdapat di atas ketinggian 360 m DPL, memiliki
penduduk sekitar 7645 orang, masih berkategori memiliki masyarakat yang tingkat
pendidikannya yang cukup rendah sehingga keberadaan PKBM sangat di butuhkan
oleh masyarakat terutama sebagai mediator pemberdayaan masyarakat melalui
layanan pendidikan non formal dan informal.
PKBM
35 berada persis di sebelah timur sedikit ke arah utara dari kota kecamatan
Cikoneng, sekitar 45 menitan dari Kantor kecamatan Cikoneng dan satu jam jarak
tempuh dari Pusat Kabupaten Ciamis. PKBM 35 berada wilayah daerah perbukitan Desa Nasol dimana topografi
Desa Nasol cenderung berbukit-bukit dan bergunung-gunung sekitar 2 kilometer
sebelum kaki gunung Syawal Kabupaten Ciamis.
Klasifikasi
Penduduk Desa Nasol dari : usia 0-6 tahun sebanyak 1223 orang, 7-12 tahun
sebanyak 1146 orang, usia 13-18 tahun sebanyak 688 orang, 19-24 tahun sebanyak
1529 orang, usia di atas 24 tahun sebanyak 3060 orang. Sedangkan jumlah
penduduk Desa Nasol yaitu 7645 orang, yang terdiri dari 3802 orang laki-laki
dan 3843 orang perempuan, dimana 7-45 tahun yang tidak pernah/DO SD sebanyak
1573 orang, tamat SD 2675 orang, tamat SLTP sebanyak 398 orang tamat SLTA
sebanyak 267 orang.
Layanan
pendidikan non formal dan informal yang selama ini pernah dan sedang
diselenggarakan yaitu PAUD, pendidikan Keaksaraan Fungsional, Pendidikan
Kesetaraan, dan Taman Bacaan Masyarakat serta Kursus-Kursus Kecakapan Hidup
mulai dari peternakan ikan, pertanian, home industri. Keberlangsungan dan
keberhasilan program selama ini tak lepas dari kerja keras pengurus dan
pengelola PKBM, Pemerintah dan masyarakat
Desa Nasol, pembinaaan dari UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Cikoneng, UPTD SKB
Kabupaten Ciamis dan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis serta pihak-pihak lain
yang memfasilitasi dan membantu pelaksanaan program PNFI.
PKBM 35 yang berada di daerah
perbukitan Desa Nasol, cenderung memiliki karakteristik PKBM daerah pegunungan.
Melirik potensi tersebut sebagai wilayah pegunungan dan pertanian maka ide
pengembangan wilayah pegunungan dan pertanian perlu menjadi dasar pemikiran
untuk pengembangan PKBM di masa yang akan datang. Pengembangan kawasan menjadi point penting
sebab karakteristik melekat ini paling tidak akan mewarnai PKBM sebagai salah
satu agen pemberdaya masyarakat. Pengembangan kawasan berbasis lingkungan
sekitar sebagai ciri khas karakteristik daerah menjadi entry point untuk ide pengembangan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat.
Cikoneng, 09 Februari 2012
A. Dharma
Merubah pola pikir dan kesadaran Masyarakat
Perlu kesabaran dan pengorbanan
Ada
pepatah buhun yang mengatakan “Tuntut
ilmu dunya siar” kalau kita
simak , dan kaji secara mendalam ternyata mempunyai arti yang sangat
mendalam,namun justru hal itu sangat berbeda dengan keadaan jaman sekarang,orang
harus menuntut ilmu dan mendapatkannya harus pakai uang.
Tanpa
uang orang tidak akan memperoleh pendidikan dan ilmu,lalu kalau kita bertanya
.......apakah di Negeri ini untuk memperoleh ilmu hanya bagi mereka yang punua
uang???sementara orang yang kurang mampu yang berada dipinggiran tidak
berhak mendapatkannya dan hanya gigit
jari......?mending kalau masih punya jari.....kalau tidak?..
Long life education dan education for all yang telah disemarakkan
oleh pemerintah melalui berbagai macam program merupakan upaya agar masyarakat
semakin sadar dan butuh dengan pendidikan,layanan pendidikan dari mulai balita
sampai kalangan yang sudah diatas usia tidak wajar pun menjadi sasaran bagi
pendidikan non formal untuk memberi,mengajari dengan setulus hati,hal ini
dirasakan betul oleh kelompk Rajikin dan pak Iji, .....Rajikin yang
seorang masyarakat yang mempunyai kondisi fisik kurang sempurna dibanding yang
lain,merupakan sosok yang patut diteladani, Di sekolah umum penyandang cacat
menemukan banyak kendala, karena tidak semua sekolah umum bersedia menerima
penyandang cacat. Di sisi lain fasilitas untuk penyandang cacat untuk mengakses
pendidikan juga masih sangat terbatas dibandingkan siswa yang normal. Keterampilan
yang dimiliki telah memberi banyak pengaruh dalam mewarnai
kehidupannya,berdomisili didaerah yang dikategorikan rawan gempa tidak
menjadikan halangan bagi kelompoknya untuk tetap menggeluti budaya leluhurnya
membuat tampit/tampah yang terbuat dari bambu.
Program
Rintisan labsite yang difasilitasi oleh P2PNFI Jayagiri Bandung ,sangat
dirasakan manfaatnya bagi kelompoknya,dengan bebagai masukan danbimbingan serta
keterampilan yang diberikan melalui pelatihan dapat membantu kelompoknya
mengembangkan kreatifitas serta model dari anyaman yang dapat mengefektifkan
cara,bahan serta waktu dengan hasil dan harga jual yang memadai.kesadaran yang
tumbuh dikelompoknya merupakan modal utama dan ketekunan merupakan sebuah
pengorbanan yang harus dilakoni dalam memnuntun masyarakat/kelompok sehingga
hasil yang diraih nanti merupakan
jawaban dari semua yang dikerjakan sebelumnya.
Merubah
pola pikir masyarakat yang sudah terbiasa dengan pekerjaan yang sudah turun
temurn merupakan hal yang tidak mudah karena seringkali menjadi kendala dalam
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perubahan,Kadenge
,Katempo,Karasa,(Kedengar,Terlihat,Terasa) merupakan hal yang harus mendapat
pembuktian bagi masyarakat awam yang belum tergores inovasi,sehingga butuh
waktu yang cukup dan kesabaran dalam membina sehingga hal yang diharapkan oleh
mereka dapat terwujud.
Alhamdulillah
sedikit demi sedikit kesadaran telah tumbuh dan semakin memahami bahwa hidup
tidak berdiri sendiri, informasi dan bimbingan orang lain selalu diharapkan
bagi kelompok nya,demi kemajuan dalam meniti taraf hidup yang lebih baik.
Suara-suara
perubahan telah mulai nampak,kesadaran akan cinta lingkungan serta menjaga alam
dalam menyikapi setiap perubahan iklim selalu menjadi prioritas utama dalam
setiap pertemuan,agar semua terhindar dari bencana,dan tanah leluhur ini tetap
berdiri kokoh,se kokoh Rajikin dan pak Iji yang selalu sabar dalam membantu
kelompoknya.
Semoga
sukses.................................!!!!!!
09 februari 2012
base camp pkbm 35
Langganan:
Postingan (Atom)